LAPORAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA’’An. G’’ DENGAN DIAGNOSA DB
DI PUSKESMAS BOJONGPICUNG TAHUN 2016
KABUPATEN CIANJUR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktek kerja lapangan ( PKL )
Disusun Oleh :
MUHAMMAD TAOFIK HIDAYAT
NIS : 1415 - 10069
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BUNGA PERSADA CIANJUR
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl.Pramuka Desa.Sukamulya Kecamatan.Karangtengah
2016
Heni Supenti, SIP. M Si Asep Suhayat SIP
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PUSKESMAS BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2016
Cianjur, Maret 2016
Ketua Jurusan Pembimbing
Sintan Desi Nuraeni S,Ners Leny Febrianty, SKM
Mengetahui
Kepala Sekolah
Agus Salim Soffan, S.T
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PUSKESMAS BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN
2016
Cianjur, Maret 2016
Kepala Puskesmas Pembimbing
Heni Supenti, SIP. M Si Asep Suhayat SIP
NIP.19680322 199003 2 005
Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja scara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Disamping dunia usaha , Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan bias didapat didunia usaha , sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang diwujudkan dalam kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir Praktek Kerja Lapangan ( PKL ),Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) juga sebagai kegiatan Siswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,
yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan ketrampilan agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.
Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat, didukung pula oleh tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang memaksa kita untuk ikut terjun kedalam dunia industri, bisnis, dan perdagangan .
D.
Latar belakang puskesmas
E.
Tujuan
F.
Profil
puskesmas
2. Geografi
4.
Tahap-Tahap Proses Keperawatan
B. Demam Berdarah Dengue (DBD)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya peroleh selama melaksanakan PKL di PUSKESMAS BOJONGPICUNG.
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sebagai bahan masukan untuk saya. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Agus Salim Soffan, ST selaku kepala sekolah SMK Bunga Persada Cianjur yang telah memberikan bimbingan dan semangat kepada kami sehingga kami dapat melaksanakan PKL dengan baik dan lancar.
2. Ibu Heni Supenti SIP M,Si selaku kepala serta seluruh Staff dan Karyawan puskesmas Bojongpicung yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada kami selama melaksanakan PKL di Puskesmas Bojongpicung.
3. Ibu Sintan Desi Nuraeni S,Ners, ibu Leny Febrianty, SKM dan ibu Dewi Kaniasari, Spd selaku ketua jurusan produktif ( keperawatan ) dan pembimbing prakerin yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada kami, dan dapat melaksanakan PKL dengan baik.
4. Bapak/Ibu Guru yang ikut serta seluruh Staff dan Karyawan SMK BUNGA PERSADA CIANJUR yang mana telah mendorong kami, baik dari segi material maupun spiritual sehingga Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
5. Orang Tua tercinta yang mana telah membantu kami dalam segi material maupun dalam segi motivasi selama dalam penyusunan Laporan ini.
6. Dan semua pihak lain yang telah ikut serta memberikan bantuan dan dorongan dalam proses penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan, walaupun saya telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan daya upaya yang ada pada saya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik. Semoga laporan prakerin ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak, penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Cianjur, Maret 2016
Dengan hormat
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja scara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Disamping dunia usaha , Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan bias didapat didunia usaha , sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
B. Maksud Praktek Kerja
Lapangan (PKL)
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang diwujudkan dalam kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir Praktek Kerja Lapangan ( PKL ),Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) juga sebagai kegiatan Siswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,
yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan ketrampilan agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.
Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat, didukung pula oleh tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang memaksa kita untuk ikut terjun kedalam dunia industri, bisnis, dan perdagangan .
C. Tujuan Praktek Kerja
Lapangan (PKL)
Adapun tujuan diadakan pelaksanakan
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) antara lain :
1.
Untuk memperkenalkan
siswa pada dunia usaha.
2.
Menumbuhkan &
meningkatkan sikap profosional yang diperlukan siswa
untuk memasuki dunia usaha.
untuk memasuki dunia usaha.
3.
Meningkatkan daya
kreasi dan produktifitas tehadap siswa sebagai
persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang
sesungguhnya,
persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang
sesungguhnya,
4.
Meluaskan wawasan dan
Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan
pada tempat dimana Siswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
pada tempat dimana Siswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
INDONESIA
telah menjadi negara merdeka selama puluhan tahun namun belum seluruh
masyarakat yang merasakan manfaatnya dalam bidang kesehatan.Padahal kesehatan
termasuk salah satudari indikator keberhasilan pembangunan nasional disamping
pendidikan dan ekonomi. Indikator kesehatan menyangkut AKI, AKB, Angka Harapan
Indeks ( AHI ) merupakan ukuran keberhasilan pembangunan dimana Indonesia.
PUSKESMAS
merupakan pelaksana kesehatan terdepan mempunyai tanggung jawab untuk
meningkatkan derajat kesehatan ditingkat kecamatan melalui upya-upaya
kesehatan.Upaya yang di laksanakan melalui kegiatan promotif (peningkatan),
prementif (pencegahan) kuratif (pengobatan) diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang terhadap peningkatan IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan
Masyarakat) di wilayahnya. Implentasiupaya diatas melalui 6 program pokok (
Basix Six ) dan program pengembangan seperti UKS,Lansia, BATRA, Dll.
Puskesmas
dalam melaksanakan tuagas dan fungsinya melalui kegiatan managemen seperti
planning (perencanaan), Actuating (pelaksanaan). Monitoring (pengawasan), evaluating
(penilaian). Managemen puskesmas memerlukan input berupa data-data umum dan
data khusus melaksanakan kegiatan-kegiatan program. Profil puskesmas yang di
buat pada awal tahun memuat data umum antara lain luas Wil, jumlah penduduk,
pendidikan, pendapatan perkapita, dll serta memuat data khusus yang merupakan
hasil kegiatan tahun lalu antara lain Cakupan Imunisasi, Kegiatan pelayanan Ibu
dan Anak. Promosi kesehatan, kesehatan lingkungan pembiayaan kesehatan dll.
1. Umum
Didapatnya
data hasil kegiatan puskesmas (termasukpuskesmas pembantu puskesmas dengan
ruang rawat inap, puskesmas keliling, bidan di desa dan posyandu dan lain-lain)
data yang berkaitan, serta di laporkannya data tersebut kepada jenjang
administrasi di atasnya sesuai dengan kebutuhan secara benar berkala dan
teratur guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
2. Khusus
a. Tercatatnya
semua data hasil kegiatan puskesmas dan data yang berkaitan dalam forma-format
yang telah di tentukan dengan benar dan berkesinambungan
b. Terlaporkannya
data tersebut di jenjang administrasi yang lebih atas sesuai dengan kebutuhan
dengan mempergunakan format yang telah di tetapkan secara benar dan
berkelanjutan dan teratur.
1.
Visi, Misi, Nilai-nilai yang di anut Puskesmas
a.
Visi Puskesmas Bojongpicung
“ MEWUJUDKAN PUSKESMAS BOJONGPICUNG BERMUTU ”
b.
Misi Puskesmas Bojongpicung
Demi mencapai visi tersebut, maka Puskesmas Bojongpicung
memiliki misi sebagai berikut :
1)
Membangun kualitas dan kafabilitas tenaga yang
kompeten.
2)
Membangun Aksebilitas dan ketersediaan fasilitas
pelayanan yang terjangkau.
3)
Mengembangkan jejaring kerja dan kemitraan yang kuat
serta berkelanjutan.
4)
Memperkuat upaya pemberdayaan masyarakat melalui
manfaat potensi yang ada.
c. Nilai-nilai
Yang Dianut Puskesmas Bojngpicung
‘’
Ketaqwaan / Kebersamaan / Kejujuran / Keadilan / Keterbukaan ‘’
2. Geografi
Wilayah
Kerja Puskesmas
Luas wilayah Kerja Puskesmas : 3.642.828
Km2
Batas Wilayah
Utara : Kecamatan
Ciranjang
Timur : Kecamatan Haurwangi
Selatan : Kecamatan
Cibeber
Barat
: Kec. Cibeber dan Kec.Sukaluyu
Jumlah
Desa : 7 (Tujuh) Desa
Tabel 1.1 Luas wilayah, jumlah RT dan RW
tiap desa
No
|
Desa
|
Luas
(km2)
|
Jumlah
RT
|
Jumlah
RW
|
1
|
Hegarmanah
|
421.838
|
39
|
8
|
2
|
Neglasari
|
402.443
|
31
|
9
|
3
|
Sukaratu
|
512.623
|
30
|
10
|
4
|
Bojongpicung
|
674.261
|
27
|
6
|
5
|
Cibarengkok
|
698.015
|
28
|
6
|
6
|
Jati
|
461.785
|
36
|
11
|
7
|
Kemang
|
471.863
|
33
|
6
|
Jumlah
|
3.642.828
|
224
|
56
|
Sumber
: Dokumen puskesmas Bojongpicung
3. Kondisi
Jalan
Jarak ke ibukota provinsi +60 km. Jarak ke ibukota kabupaten +
30 km. Kondisi jalan utama baik dan sudah diaspal. Jalan-jalan kecil sebagian besar sudah
diaspal, sebagian dapat di lalui
kendaraan roda 4 dan sebagian lagi hanya dapat di lalui kendaraan roda
2. Desa kemang yang sebagian besar jalannya masih berupa jalan berbatu yang
belum diaspal sehingga sulit dilalui kendaraan roda 4. Sarana transportasi
umummenggunakan angkutan umum dan ojeg, namun di Desa Kemang sama sekali tidak
terdapat angkutan umum daan terdapat sedikit ojeg.
Tabel 1.2. jarak dan
waktu tempuh tiap desa ke puskesmas
No
|
Desa
|
Jarak
terjauh ke
puskesmas
(km)
|
Rata-rata
waktu tempuh ke puskesmas (menit)
|
1
|
Hegarmanh
|
2
|
15
|
2
|
Neglasari
|
0,5
|
30
|
3
|
Sukaratu
|
2
|
25
|
4
|
Bojongpicung
|
1
|
15
|
5
|
Cibarengkok
|
5
|
25
|
6
|
Jati
|
3
|
25
|
7
|
Kemang
|
16
|
90
|
Sumber
: Dokumen puskesmas Bojongpicung
4. Tofografi
Wilayah
Wilayah Kecammatan
Bojongpicung terutama terdiri dari area persawahaan, yaitu 1.646.210 km2 (40%).
Masih terdapat hutan seluas 909.110 km2 (31,42 %). Area perumahaan seluas
838.120 km2 (28,58 %). Wilayah desa kemang sebagian besar merupakan daerah
pegunungan dan perbukitan yang rawan
terhadap bencana tanah longsor. Musim penghujan berlangsung pada bulan
Oktober sampai Maret sedangkan musim kemarau berlangsunng pada bulan april
sampai september. Tertinggi pada bulan Oktober sampai April
5.Demografi
a. Menurut
kelompok umur dan jenis kelamin
Tabel 1.3. Jumlah
penduduk laki-laki menurut kelompok umur
No
|
Desa
|
Jumlah
penduduk laki-laki (jiwa)
menurut
kelompok umur
|
Jum
lah
|
|||||
<
1
|
1-4
|
5-14
|
15-44
|
45-64
|
>65
|
|||
1
|
Hegarmanah
|
155
|
397
|
860
|
1.605
|
707
|
365
|
3.
989
|
2
|
Neglasari
|
126
|
280
|
875
|
1.353
|
526
|
230
|
3.264
|
3
|
Sukaratu
|
103
|
394
|
986
|
1.739
|
868
|
210
|
4.300
|
4
|
Bojongpicung
|
87
|
353
|
886
|
1.463
|
810
|
308
|
3.907
|
5
|
Cibarengkok
|
76
|
260
|
530
|
1.375
|
500
|
270
|
3.011
|
6
|
Jati
|
108
|
460
|
914
|
1.815
|
870
|
297
|
4.464
|
7
|
Kemang
|
74
|
234
|
638
|
1.047
|
575
|
257
|
4.464
|
Jumlah
|
729
|
2.378
|
5.689
|
10.397
|
48.856
|
1.
760
|
23.542
|
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
Tabel 1.4 Jumlah penduduk perempuan menurut kelompok umur
No
|
Desa
|
Jumlah
penduduk perempuan (jiwa)
Menurut
kelompok umur
|
Jumlah
|
|||||
< 1
|
1-4
|
5-14
|
15-44
|
45-64
|
<65
|
|||
1
|
Hegarmanah
|
157
|
297
|
884
|
1.930
|
710
|
263
|
3.941
|
2
|
Neglasari
|
162
|
203
|
840
|
1.179
|
514
|
325
|
3.233
|
3
|
Sukaratu
|
110
|
330
|
990
|
1.968
|
964
|
205
|
4.567
|
4
|
Bojongpicung
|
82
|
321
|
883
|
1.460
|
825
|
314
|
3.885
|
5
|
Cibarengkok
|
72
|
262
|
529
|
1.452
|
503
|
272
|
3.090
|
6
|
Jati
|
110
|
310
|
980
|
1.900
|
890
|
300
|
4.490
|
7
|
Kemang
|
75
|
240
|
668
|
1.073
|
585
|
202
|
2.843
|
Jumlah
|
788
|
1.963
|
5.774
|
10.662
|
4.991
|
1.881
|
25.241
|
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
Tabel 1.5. Jumlah penduduk menurut kelompok
umur dan jenis kelamin
No
|
Kelompok
Umur
(Tahun)
|
Jumlah
penduduk (jiwa)
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
1
|
0
– 4
|
1.793
|
1.984
|
3.957
|
2
|
5
– 9
|
2.184
|
2.196
|
4.380
|
3
|
10
– 14
|
2.190
|
2.195
|
4.385
|
4
|
15
-19
|
1.790
|
1.793
|
3.583
|
5
|
20
– 24
|
1.861
|
1.882
|
3.743
|
6
|
25
– 29
|
1.880
|
1.885
|
3.765
|
7
|
30
– 34
|
1.677
|
1.682
|
3.359
|
8
|
35
– 39
|
1.778
|
1.793
|
3.571
|
9
|
40
– 44
|
1.665
|
1.697
|
3.362
|
10
|
45
– 49
|
1.620
|
1.655
|
3.275
|
11
|
50
– 54
|
1.611
|
1.640
|
3.251
|
12
|
55
– 59
|
1.583
|
1.594
|
3.177
|
13
|
60
– 64
|
1.566
|
1.583
|
3.143
|
14
|
65
– 69
|
875
|
890
|
1.765
|
15
|
70
– 74
|
753
|
810
|
1.563
|
16
|
>75
|
703
|
760
|
1.463
|
Jumlah
|
23.542
|
25.241
|
51.742
|
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
6. Menurut
Kelompok Rentan
Tabel 1.6. penduduk
kelompok rentan
No
|
Desa
|
Neonatus
|
Bayi
|
Balita
|
Bumil
|
Bulin
|
Bufas
|
Usila
|
1
|
Hegarmanah
|
176
|
167
|
718
|
185
|
174
|
232
|
452
|
2
|
Neglasari
|
156
|
140
|
732
|
152
|
142
|
201
|
397
|
3
|
Sukarartu
|
158
|
183
|
760
|
224
|
201
|
214
|
559
|
4
|
Bojongpicung
|
175
|
163
|
813
|
179
|
173
|
228
|
643
|
5
|
Cibarengkok
|
142
|
129
|
662
|
139
|
129
|
200
|
575
|
6
|
Jati
|
231
|
191
|
857
|
217
|
214
|
252
|
525
|
7
|
Kemang
|
108
|
119
|
434
|
127
|
115
|
187
|
325
|
Jumlah
|
1.146
|
1.747
|
4.573
|
1.203
|
1.148
|
2.646
|
5.290
|
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
7. Menurut
Pendidikan
Tabel 1.7. Tingkat
Pendidikan penduduk laki-laki di tiap desa
No
|
Desa
|
Jumlah penduduk laki-laki (jiwa)
|
||||||
Tidak/ belum sekolah
|
Tidak/ belum tamat SD
|
SD/ MI
|
SLTP/ MTs
|
SLTA/ MA
|
Ak/ Dipl
|
Univ
|
||
1
|
Hegarmanah
|
3
|
56
|
442
|
500
|
56
|
16
|
6
|
2
|
Neglasari
|
2
|
72
|
550
|
159
|
98
|
17
|
4
|
3
|
Sukaratu
|
3
|
164
|
540
|
220
|
80
|
11
|
6
|
4
|
Bojongpicung
|
3
|
65
|
670
|
116
|
92
|
73
|
26
|
5
|
Cibarengkok
|
3
|
170
|
1.108
|
190
|
106
|
30
|
10
|
6
|
Jati
|
4
|
111
|
1.260
|
610
|
291
|
31
|
11
|
7
|
Kemang
|
5
|
114
|
958
|
372
|
157
|
30
|
10
|
Jumlah
|
23
|
752
|
5.558
|
2.167
|
880
|
223
|
72
|
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
Tabel 1.8. Tingkat
pendidikan penduduk Perempuan di tiap desa
No
|
Desa
|
Jumlah penduduk perempuan (jiwa)
|
||||||
Tidak/ belum sekolah
|
Tidak/ belum tamat SD
|
SD/ MI
|
SLTP/ MTs
|
SLTA/ MA
|
Ak/ Dipl
|
Univ
|
||
1
|
Hegarmanah
|
2
|
55
|
432
|
503
|
58
|
19
|
8
|
2
|
Neglasari
|
2
|
70
|
560
|
160
|
100
|
18
|
7
|
3
|
Sukaratu
|
3
|
160
|
552
|
222
|
87
|
13
|
4
|
4
|
Bojongpicung
|
2
|
61
|
670
|
110
|
90
|
61
|
24
|
5
|
Cibarengkok
|
2
|
160
|
1.112
|
186
|
100
|
36
|
12
|
6
|
Jati
|
3
|
110
|
1.256
|
612
|
293
|
34
|
13
|
7
|
Kemang
|
4
|
115
|
961
|
370
|
159
|
33
|
11
|
Jumlah
|
18
|
731
|
5.543
|
2.161
|
892
|
214
|
77
|
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
8. Data
penunjang program KIA
a. Kematian
ibu
Tabel 1.9 Jumlah
dan penyebab kematian ibu melahirkan
No
|
Desa
|
Jumah
|
Penyebab
|
|
2013
|
2014
|
|||
1
|
Hegarmanah
|
|||
2
|
Neglasari
|
1
|
Perdarahan
|
|
3
|
Sukarartu
|
3
|
Penyakit penyerta
|
|
4
|
Bojongpicung
|
|||
5
|
Cibarengkok
|
|||
6
|
Jati
|
1
|
Perdarahan
|
|
7
|
Kemang
|
|||
Jumlah
|
4
|
1
|
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
b. Kematian
bayi
Tabel 1.10 Jumlah dan
penyebab kematian bayi baru lahir
No
|
Desa
|
Jumlah
|
Penyebab
|
|
2013
|
2014
|
|||
1
|
Hegarmanah
|
|||
2
|
Neglasari
|
1
|
Asfiksia
|
|
3
|
Sukarartu
|
1
|
2
|
Meningitis/ asfiksia.........
|
4
|
Bojongpicung
|
2
|
Asfiksia/
|
|
5
|
Cibarengkok
|
4
|
Bblr/kel
congenital/ lhr mati
|
|
6
|
Jati
|
1
|
Asfirasi/pasca imunisasi
|
|
7
|
Kemang
|
|||
Jumlah
|
2
|
10
|
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Asuhan keperawatan
1.
Pengertian
Asuhan Keperawatan merupakan proses
atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan
sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi
klien.
Menurut Ali (1997) Proses Keperawatan adalah metode Asuhan
Keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta
berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai
dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah)
Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan
(evaluasi).
Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan
klien. Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis meliputi
oksigen, cairan, nutrisi
b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
c. Kebutuhan rasa cinta dan saling
memiliki
d. Kebutuhan akan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Asuhan Keperawatan merupakan
seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang
berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat
kesehatan yang optimal.
2.
Tujuan
Asuhan Keperawatan
Adapun tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain :
a. Membantu individu untuk mandiri
b. Mengajak individu atau masyarakat
berpartisipasi dalam bidang kesehatan
c. Membantu individu mengembangkan potensi
untuk memelihara kesehatan
d. secara optimal agar tidak tergantung
pada orang lain dalam memelihara kesehatannya
e. Membantu individu memperoleh derajat
kesehatan yang optimal
3.
Fungsi Proses Keperawatan
Proses
Keperawatan berfungsi sebagai berikut:
a. Memberikan pedoman dan bimbingan
yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan
b. Memberi ciri profesionalisasi asuhan
keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang
efektif dan efisien
c. Memberi kebebasan pada klien untuk
mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhanya dalam kemandirianya
di bidang kesehatan.
a.
Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi
pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini
mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan
Masalah kesehatan serta keperawatan.
1)
Pengumpulan
data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang
ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus
akurat dan mudah dianalisis.
Jenis
data antara lain:
a) Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna
kulit.
b) Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan
pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan
mual.
Adapun
focus dalam pengumpulan data meliputi :
a) Status kesehatan sebelumnya dan
sekarang
b) Pola koping sebelumnya dan sekarang
c) Fungsi status sebelumnya dan
sekarang
d) Respon terhadap terapi medis dan
tindakan keperawatan
e) Resiko untuk masalah potensial
f) Hal-hal yang menjadi dorongan atau
kekuatan klien
2) Analisa
data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3)
Perumusan
masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi
dengan Asuhan Keperawatan (Masalah
Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan
tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai
dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera.
Penting mencakup kegawatan
dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera
mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka
tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau
kematian.
b.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
1) Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini
sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
2) Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi.
3) Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data
tambahan untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
4) Wellness
: Keputusan klinik tentang keadaan
individu, keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera
tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5) Syndrom
: diagnose yang terdiri dar kelompok
diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul
karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
c.
Rencana
keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan
dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana
perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan
yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari
satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran
informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan
tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)
d.
Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan
keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
2) Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
3) Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
e.
Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria
keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Proses asuhan keperawatan,
berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
2) Hasil tindakan keperawatan
,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana
evaluasi.
3) Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil
evaluasi yaitu :
a) Tujuan tercapai,apabila pasien telah
menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b) Tujuan tercapai sebagian,apabila
tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan
cara mengatasinya.
c) Tujuan tidak tercapai, apabila pasien
tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah
terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak
sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan
seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien
,seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi
keperawatan
f. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang (potter 2005). Potter
(2005) juga menjelaskan tentang tujuan dalam pendokumentasian yaitu :
1)
Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan
untuk mengkomunikasikan (menjelaskan) perawatan klien termasuk perawatan
individual,edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana pemulangan.
2) Tagihan
financial Dokumentasi dapat
menjelaskan sejauh mana lembaga perawatan mendapatkan ganti rugi (reimburse)
atas pelayanan yang diberikan bagi klien.
3) Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik
belajar tentang pola yang harus ditemui dalm berbagai masalah kesehatan dan
menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan klien.
4) Pengkajian
Catatan memberikan data yang
digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan mendukung diagnose keperawatan dan
merencanakan intervensi yang sesuai.
5) Riset
Perawat dapat menggunakan catatan
klien selama studi riset untuk mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor
tertentu
6) Audit dan pemantauan
Tinjauan teratur tentang informasi
pada catatan klien memberi dasar untuk evaluasi tentang kualitas dan ketepatan
perawatan yang diberikan dalam suatu institusi.
7) Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalah
salah satu pertahanan diri terbaik terhadap tuntutan yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan.
1.
Pengertian
a. Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever)
ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti.
b. Demam
Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering
mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh
permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok
kehilangan protein.
2.
Etiologi
Virus dengue
serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti.
Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup
terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotipe lain.
a.
Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti :
Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang,
menggigit pada siang hari, badannya datar saat hinggap, hidup di tempat-tempat
yang gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya kurang dari 100 M
dan senang menggigit manusia). Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan
berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam
waktu singkat.
Gambar 2.1
Nyamuk Aedes
Aegypti
Sumber : Google
(internet)
3. Patofisiologi
Virus dengue akan
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian bereaksi
dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi,
dalam sirkulasi akan mengakat,ivasi sistem komplemen. Akibat
aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan
C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
Terjadinya
trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagalasi
(protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat, teutama perdarahan saluran gastrointestinal pada
DHF.
darah, menurunnya volume plasma, terjadinya
hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
Nilai
hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik.
Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian.
Gambar 2.2
Siklus penyakit DBD
Sumber : Google (internet)
4.
Gambaran Klinis
Infeksi virus dengue
mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari
asimtomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai
syndrome syok dengue. Timbulnya
bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue.
Fase pertama
yang relatif ringan dengan demam mulai mendadak, malaise muntah, nyeri kepala,
anoreksia, dan batuk.
Pada fase kedua
ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas, maka
merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Seringkali
ada petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin tampak,
dan mudah memar serta berdarah pada tempat fungsi vena adalah lazim. Ruam
makular atau makulopopular mungkin muncul dan mungkin ada sianosis sekeliling
mulut dan perifer. Nadi lemah cepat dan kecil dan suara jantung halus.
Hati mungkin membesar sampai 4-6 cm dibawah tepi costa dan biasanya keras agak
nyeri. Kurang dari 10% penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang
nyata, biasanya pasca masa syok yang tidak terkoreksi.
Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD
(DHF) harus berdasarkan adanya gejala klinik sebagai berikut :
a. Demam tinggi
mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas).
b. Manifestasi
perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif dari adanya salah satu
bentuk perdarahan yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan
yang lain misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau
hematomesis.
c. Pembesaran hati
(sudah dapat diraba sifat permulaan sakit).
d. Syok yang
ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20 mmHg
atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg
atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung
hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
5. Klasifikasi
Demam Berdarah Dengue menurut WHO (1975)
Derajat I : Demam
disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turnikel positif,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
Derajat II : Derajat I disertai perdarahan
spontan dikulit dan atau perdarahan
lain.
Derajat III : Kegagalan
sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi kulit dingin,lembab,gelisah.
Derajat IV : Renjatan
berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.
6.
Pemeriksaan Diagnostik
a.
Darah lengkap : hemokonsentrasi
(hematokrit meningkat 20% atau lebih) trombositopeni (100.00/mm3 atau
kurang).
b.
Serotogi
: uji HI (Hemaaglutination Inhibition test).
c.
Rongten
thorax : effusi pleura.
7.
Penatalaksanaan Terapeutik
a. Minum banyak
1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu.
b. Antipiretik jika terdapat demam.
c. Antikonvulsan jika terdapat kejang.
d. Pemberian
cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai
hematokrit cenderung meningkat.
8.
Tanda-Tanda Perdarahan
a.
Karena
manipulasi
Rumpel
leed test
1) Teknik
a) Klien diukur
tekanan darahnya dan dicari sistol dan diastolnya.
b) Setelah ketemu
kemudian dijumlahkan lalu dibagi dua.
c) Hasil digunakan untuk patokan
mempertahankan tekanan air raksa tensimeter.
d) Pompa lagi
balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan sampai 5 menit.
e) Setelah itu
buka kuncinya dan mansit dilepaskan.
f) Kemudian lihat
apakah ada petekie / tidak didaerah vola lengan bawah.
2) Kriteria :
Ã…
bila jumlah petekie > 20
±
bila jumlah petekie 10 - 20
⊝
bila jumlah petekie 10
b. Perdarahan spontan
1) Petekil/ ekimosis
2) Perdarahan gusi
3) Epistakeis
4) Hematomesis/ melena
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus
1.
Pengkajian
a.
Identitas Klien
Nama : An.G
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaaan : -
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Kp. Pasir Dauan RT. 05 RW. 07 Desa.Hegarmanah kec.Bojongpicung
Tanggal
masuk : 09 Februari 2016
Tanggal Dikaji : 12 Februari 2016
Dx. Keperawatan : DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) / DB (Demam Berdarah)
b.
Penanggung Jawab
Nama : Tn.U
Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp. Pasir Dauan RT. 05 RW. 07 Desa.Hegarmanah Kec.Bojongpicung
Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil (PNS)
Hubungan dengan Klien : Ayah kandung
2.
Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sekarang
1)
Alasan Dirawat
Sejak 1 minggu yang lalu sebelum di rawat di sebuah klinik swata, klien mengalami
panas tidak turun-turun, muntah-muntah. Selama 3 hari, waktu di hari ke 4 klien
merasa lebih sehat, tapi pada hari ke 5 klien merasa panas, dan muntah kembali
terus di bawa ke puskesmas dari puskesmas klien di sarankan untuk di rawat, kemudian
pada tanggal 09 Februari 2016 tepatnya hari ke 8 klien dibawa ke klinik Ananda untuk di rawat.
2)
Keluhan utama saat dikaji.
Pada saat dilakukan pengkajian 09 februari 2016 klien mengeluh panas-panas,dan muntah-muntah.
3)
Riwayat kesehatan masa lalu.
Keluarga Klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah mengalami penyakit yang sama seperti saat
ini.
b.
Riwayat kesehatan keluarga.
Keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
yang sama dengan klien.
3.
Struktur Keluarga
Gambar 3.1
Genogram Keluarga ‘’ An.G ’’
Sumber
: Keluarga Pasien
B.
Data
Biologis
Tabel 3.1
Data Biologis
Sumber:
Keluarga Klien
No.
|
Pola Aktivitas
|
Di rumah
|
Di Klinik
|
1.
|
Nutrisi
a. Makan
-
Jenis
-
Jumlah
-
Frekuensi
-
Keluhan
b. Minum
-
Jenis
-
Jumlah
-
Frekuensi
- Keluhan
|
Nasi, lauk-pauk, sayur, buah
½ porsi
2 x sehari
Tidak ada keluhan
Air putih, susu
+ 900 – 1000 cc
5 –6 gelas / hari
Tidak ada keluhan
|
Bubur, buah-buahan
1 porsi
3 x sehari
Mual
Air putih.
+ 500 – 600 cc
+ 2 – 3 gelas
mual
|
2.
|
Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi
- Konsistensi
- Warna
- Keluhan
b. BAK
- Frekuensi
- Warna
- Jumlah
- Keluhan
|
1 x sehari
Lembek berbentuk
Kuning
Tidak ada keluhan
4 – 5 x sehari
Kuning jernih
+ 600-800 cc
Tidak ada keluhan
|
1x sehari
Lembek
Kuning
Tidak ada keluhan
4 x sehari
Kuning jernih
+ 600-800 cc
Tidak ada keluhan
|
3.
|
Istirahat Tidur
a. Siang
-
Kuantitas
- Kualitas
-
Keluhan
b. Malam
-
Kuantitas
-
Kualitas
-
Keluhan
|
+ 1-2 jam sehari
Kurang Nyenyak
Panas, Muntah
+4 - 5 jam
Kurang Nyenyak
Sering bangun di malam hari
|
+ 1 – 4 jam sehari
nyenyak
Tidak ada keluhan
+ 8 jam
sehari
Nyenyak
Tidak ada keluhan
|
4.
|
Personal Hygiene
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Keramas
d. Potong
kuku
e. Ganti
pakaian
|
2 x sehari
Jarang
3 x sehari
Kalau sudah panjang
2 x sehari
|
1 x sehari (diseka)
Tidak
Tidak
Tidak
1 x sehari
|
5.
|
Aktivitas
|
Aktivitas klien sehari-hari masih di bantu oleh keluarga.
|
Aktivitas klien sehari-hari masih di bantu oleh keluarga.
|
C. Pemeriksaan Fisik.
1.
Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda
Vital : T : -
N : 98x/menit
R
: 24x/menit
S :
38 0C
Antrovometri : TB : 100 Cm
BB : 15 Kg
2. Sistem Panca Indra
a. Sistem Penglihatan
Bentuk mata simetris, warna seklera
putih, konjungtiva non anemis, pupil mengecil bila di beri rangsangan cahaya.
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, gerakan bola mata baik klien dapat
menggerakan bola mata kanan, kiri atas dan bawah.
b. Sistem
Pendengaran
Keadaan daun telinga baik,
tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat serumen, baik, mampu mendengar suara jam tangan pemeriksa
terdekat hingga jarak 30 cm
c.
Sistem Pengecapan
Fungi pengecapan baik,
terbukti dengan pasien dapat membedakan rasa asin (garam), manis (gula) Kebersihan
gigi Bersih dan lembab
d.
Sistem Penciuman
Fungsi
penciuman baik, terbukti pasien
dapat mencium bau obat. Bentuk terlihat simetris, untuk Kelainan tidak ada, Serumen tidak ada
e.
Sistem Perabaan
Klien dapat membedakan dan merasakan halus, kasar,
panas, dan dingin.
3.
Sistem Pernapasan
Hidung
simetris kiri dan kanan tidak terdapat pernafasan cuping hidung, sekret dan
polip, tidak adas pembesaran kelenjar tiroiddan tumor. Bentuk dada normal.Tidak
adsa suara nafas ronchi, whezing, sdtender dan rales.
D. Data Sosial
H.
Analisa
Data
I. Diagnosa Keperawatan
1. Pendidikan : Keluarga klien
mengatakan klien belum sekolah
2. Hubungan
Sosial : Klien
dapat bersosialisasi dengan lingkungan,
tetangga, dokter, lainnya.
3. Gaya Hidup : Penampilan klien sederhana terlihat dari cara
berpenampilan dan berbicara Tubuhnya.
4. Pola Interaksi : Klien dapat berinteraksi dengan dokter,
perawat dan klien lain.
E.
Data Psikologis
1. Status Emosi
Pada saat melaakukan pengkajian klien sering menjawab pertanyaan meskipun hanya sesekali.
2.
Gaya
Komunikasi
Dalam menjawab semua pertanyaan, klien
menjawab menggunakan bahasa bahasa indonesia dan sunda.
3.
Konsep Diri
a.
Body Image
Klien mengatakan bahwa ia menyukai semua anggota dan klien tidak tenang dengan keadaan
dirinya saat sakit.
b. Ideal
Diri
Klien berharap penyakitnya akan segera
sembuh dan cepat pulang.
c.
Identitas Diri
Klien adalah seorang perempuan dan seorang anak terakhir
( bungsu).
d. Harga
Diri
Klien merasa malu dengan keadaannya
sekarang.
e.
Peran
Klien adalah seorang anak perempuan sekaligus anak terakhir dari 4 bersaudara.
4. Pola Koping
Klien tidak menerima keadaan sakitnya dan ingin cepat sembuh
F.
Data Spiritual
Klien seorang penganut agama
islam. Dan selalu
berdoa untuk kesembuhannya
G. Data Penunjang
1.
Laboratorium
Tabel.3.2
Hasil laboratorium
Sumber
: Keluarga klien
09 Februari 2016
No.
|
Jenis
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Normal
|
Interprestasi
|
1.
|
Haemoglobin
Leukosit
Haemotokrit
Thrombosit
|
14,0gr%
5.400/mm3
31,2%
130.000
|
12-16 gr %
4.000-10.000/mm3
37-47 %
150.000-450.000/mm3
|
Normal
Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
|
2.
Therapy
Infus
RL :
Vitamin :
Parasetamol :
Antibiotik :
|
20
ggt/menit
1 x 1 oral
2x ½ oral
2x ½ oral
|
Tabel 3.3
Analisa Data
Sumber
: Keluarga klien
No
|
Data
|
Etilogi
|
Masalah
|
1
|
DS:
-
keluarga pasien mengatakan badannya panas sudah 7 hari
DO:
- Suhu tubuh 38 C pada saat di palpasi panas
|
Proses
insfeksi
|
Peningkatan
suhu tubuh
|
3
|
DS :
- keluarga
pasien mengatakan pasien tidak mau makan dan mual
DO :
– makan yang di berikan tidak habis
|
Menurunya
nafsu makan
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan
|
4
|
DS :
- keluarga
pasien mengeluh pasien tidak bisa tidur
– keluarga pasien mengeluh pasien
cemas
DO :
– pasien nampak gelisah
|
cemas
|
Gangguan
rasa nyaman
|
Tabel 3.4
Diagnosa Keperawatan
Sumber
: keluarga klien
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tanggal Ditemukan
|
Tanggal Teratasi
|
1.
|
Peningkatan
suhu tubuh
|
09 Februari 2016
|
11
Februari 2016
|
2.
|
Kurangnya
cairan dan elekrolit/ dehidrasi
|
09 Februari 2016
|
11
Februari 2016
|
3.
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan
|
09 Februari 2016
|
11
Februari 2016
|
4.
|
Gangguan
rasa nyaman
|
09 Februari 2016
|
11
Februari 2016
|
J. Asuhan Keperawatan
Tabel 3.5
Asuhan Keperawatan
Sumber : Keluarga Pasien
No
|
Dx. Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh di tandai dengan :
DS: keluarga pasien mengatakan badannya
panas sudah 7 hari
DO: Suhu
tubuh 38C pada saat di palpasi panas
|
TU :
Suhu tubuh kembali normal
TK :
Menunjukkan tanda-tanda vital stabil
|
1. observasi
TTV
2. Anjurkan
untuk kompres air hangat
3.
Anjurkan pasien banyak minum
4.
Anjurkan untuk memakai pakaian tipis dan menyerap
keringat
5.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
|
1.
Mengobservasi TTV
2.
Mengajurkan untuk kompres air hangat
3.
Menganjurkan untuk banyak minum
4.
Menganjurkan untuk memakai pakaian tipis dan menyerap
keringat
5. Berkolaborasi
dengan dokter
|
S : Keluarga pasien mengatakan
pasien masih panas
O : Suhu masih 380C
A : Masalah belum teratasi
P : Terapi lanjut
|
2
|
Kurangnya
cairan elektrolit/ dehidrasi di tandai dengan :
DS: 1. keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau minum
2. Keluarga
pasien mengatakan BAB cair
DO:
pasien tampak
lemas
|
TU :
Kebutuhan cairan dan elektrolit
terpenuhi.
TK :
Menunjukkan tanda-tanda vital
stabil
|
1. Observasi
TTV
2.
Anjurkan pasien banyak minum
3.
Ukur keluaran urine dengan akurat
4.
Berikan cairan infuse
5. Kolaborasi
dengan dr untuk pemberian terapi
|
1.
Mengobservasi TT
2.
Menganjurkan
untuk banyak minum
3.
Mengatur
tetesan infuse
4. Berkolaborasi
dengan dokter
|
S : Keluarga pasien mengatakan
pasien masih lemas
O : pasien tampak lemas
A : Masalah belum
teratasi
P : Terapi lanjut
|
3
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan di tandai dengan :
DS:
1. Keluarga
pasien mengeluh pasien tidak mau makan dan mual
DO:
1. Makanan
yang di berikan tidak habis
2. Pasien
nampak lemas
|
TU :
1.
Kebutuhan Nutrisi terpenuhi.
TK :
1.
Bebas dari Malnutrisi
2.
Nafsu makan meningkat
3.
Pasien tidak lemas
|
1.
Observasi TTV
2.
Berikan makanan sesuai diit
3.
Berikan kebersihan oral
4.
Sediakan makanan dalam kondisi hangat.
5.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
|
1.
Mengobservasi TTV
2.
Memberikan
makanan sesuai diit
3. Berkolaborasi
dengan dokter
|
S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih belum mau makan
O : pasien nampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Terapi
lanjut
|
4
|
Gangguan
istirahat tidur di tandai dengan :
DS:
1. Keluarga
pasien mengeluh pasien tidak bisa tidur
2. Keluarga
pasien mengeluh pasien cemas
DO:
1. pasien
tampak gelisah
|
TU :
Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.
TK :
1.pasien bisa tidur
2.pasien tidak gelisah
|
1.
Observasi TTV
2.
Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3.
Batasi pengunjung pada waktu istirahat
4.
Ciptakan suasana yang kondusif
|
1. Mengobservasi
TTV
2. Mengatur
posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Membatasi
pengunjung pada waktu istirahat
4.
Menciptakan
suasana yang kondusif
|
S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih belum mau
makan
O :
pasien nampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Terapi lanjut
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan yang telah di berikan pada An.G usia 4 tahun dengan diagnosa DHF
(Dengue Haemorrhagic Fever)/DB Demam Berdarah :
Penulis
dapat mengambil kesimpulan :
1. DHF adalah suatu infeksi
arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides.
Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan
demam, nyeri otot dan sendi.
2. Dalam membuat rencana keperawatan
penulis mengikuti konsep teori yaitu perencanaan dibuat sesuai dengan kemampuan
pasien akan tetapi rencana tidak dilakukan secara sempurna karena disesuaikan
dengan situasi, sarana, dan prasarana yang ada.
3. Implementasi dilakukan sesuai dengan
prioritas masalah dan pelaksanaannya melibatkan pasien, keluarga, perawat
ruangan dan tenaga kesehatan lain dan disesuaikan dengan kondisi situasi.
4. pada tahap evaluasi, penulis
mengevaluasi pasien hanya beberapa saat setelah diberi tindakan karena
disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
5. pentingnya mendokumentasikan asuhan
keperawatan sebagai responsibilitasi dan akuntabilitas seorang perawat.
Saya melihat begitu banyaknya persaingan dalam Dunia medis, untuk itu
saya menyarankan Kepada pihak sekolah agar menyiapkan tenaga terdidik terbaik
yang dapat mempertanggung jawabkan pekerjaannya yang diberikan padanya sehingga
kesalahan diperkecil.Untuk para guru pembimbing agar lebih memperhatikan kami
siswa praktek di lahan praktek, setidaknya seminggu sekali melihat kegiatan
kami di lapangan.