Rabu, 15 Maret 2017

LAPORAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA’’An. G’’ DENGAN DIAGNOSA DB
DI PUSKESMAS BOJONGPICUNG TAHUN 2016
KABUPATEN CIANJUR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktek kerja lapangan ( PKL )


Disusun Oleh :
MUHAMMAD TAOFIK HIDAYAT
NIS : 1415 - 10069
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN  BUNGA PERSADA CIANJUR
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl.Pramuka Desa.Sukamulya Kecamatan.Karangtengah
2016







LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PUSKESMAS BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2016

Cianjur, Maret 2016

Ketua Jurusan                                                       Pembimbing


Sintan Desi Nuraeni S,Ners                                         Leny Febrianty, SKM  


Mengetahui

Kepala Sekolah


Agus Salim Soffan, S.T


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PUSKESMAS BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN
 2016


Cianjur, Maret 2016

                         Kepala Puskesmas                                                           Pembimbing


Heni Supenti, SIP. M Si                                            Asep Suhayat SIP
                              NIP.19680322 199003 2 005





KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya peroleh selama melaksanakan PKL  di PUSKESMAS BOJONGPICUNG.
        Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)  ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak yang  telah  memberikan bimbingan dan dukungan  sebagai bahan  masukan untuk saya. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Agus Salim Soffan, ST  selaku kepala sekolah SMK Bunga Persada Cianjur yang telah memberikan bimbingan dan semangat  kepada kami sehingga kami dapat melaksanakan PKL dengan baik dan lancar.
2. Ibu Heni Supenti SIP M,Si selaku kepala serta seluruh Staff dan Karyawan puskesmas Bojongpicung  yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada kami selama melaksanakan PKL di Puskesmas Bojongpicung.
3. Ibu Sintan Desi Nuraeni S,Ners, ibu Leny Febrianty, SKM dan ibu Dewi Kaniasari, Spd  selaku ketua jurusan produktif ( keperawatan ) dan pembimbing prakerin yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada kami, dan dapat melaksanakan PKL dengan baik.
4. Bapak/Ibu Guru yang ikut serta seluruh Staff dan Karyawan SMK BUNGA PERSADA CIANJUR yang mana telah mendorong kami, baik dari segi material maupun spiritual sehingga Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
5. Orang Tua tercinta yang mana telah membantu kami dalam segi material maupun dalam segi motivasi selama dalam penyusunan Laporan ini.
6. Dan semua pihak lain yang telah ikut serta memberikan bantuan dan dorongan dalam proses penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan  (PKL)
       Saya  menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan,  walaupun saya telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan daya upaya yang ada pada saya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
  Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik. Semoga laporan prakerin ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak, penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.


Cianjur, Maret 2016
Dengan hormat


Penulis






BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

       Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja scara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
       Disamping dunia usaha , Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan bias didapat didunia usaha , sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.

B.  Maksud Praktek Kerja Lapangan (PKL)

       Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang diwujudkan dalam kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir Praktek Kerja Lapangan ( PKL ),Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) juga sebagai kegiatan Siswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,
yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan ketrampilan agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.

Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat, didukung pula oleh tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang memaksa kita untuk ikut terjun kedalam dunia industri, bisnis, dan perdagangan .


C.  Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
       Adapun tujuan diadakan pelaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) antara lain :
1.    Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha.
2.    Menumbuhkan & meningkatkan sikap profosional yang diperlukan siswa
untuk memasuki dunia usaha.
3.    Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas tehadap siswa sebagai
persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang
sesungguhnya,
4.    Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan
pada tempat dimana Siswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).


D.  Latar belakang puskesmas
       INDONESIA telah menjadi negara merdeka selama puluhan tahun namun belum seluruh masyarakat yang merasakan manfaatnya dalam bidang kesehatan.Padahal kesehatan termasuk salah satudari indikator keberhasilan pembangunan nasional disamping pendidikan dan ekonomi. Indikator kesehatan menyangkut AKI, AKB, Angka Harapan Indeks ( AHI ) merupakan ukuran keberhasilan pembangunan dimana Indonesia.
       PUSKESMAS merupakan pelaksana kesehatan terdepan mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan ditingkat kecamatan melalui upya-upaya kesehatan.Upaya yang di laksanakan melalui kegiatan promotif (peningkatan), prementif (pencegahan) kuratif (pengobatan) diharapkan mampu memberikan kontribusi yang terhadap peningkatan IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) di wilayahnya. Implentasiupaya diatas melalui 6 program pokok ( Basix Six ) dan program pengembangan seperti UKS,Lansia, BATRA, Dll.
       Puskesmas dalam melaksanakan tuagas dan fungsinya melalui kegiatan managemen seperti planning (perencanaan), Actuating (pelaksanaan). Monitoring (pengawasan), evaluating (penilaian). Managemen puskesmas memerlukan input berupa data-data umum dan data khusus melaksanakan kegiatan-kegiatan program. Profil puskesmas yang di buat pada awal tahun memuat data umum antara lain luas Wil, jumlah penduduk, pendidikan, pendapatan perkapita, dll serta memuat data khusus yang merupakan hasil kegiatan tahun lalu antara lain Cakupan Imunisasi, Kegiatan pelayanan Ibu dan Anak. Promosi kesehatan, kesehatan lingkungan pembiayaan kesehatan dll.

E.  Tujuan
1.    Umum
       Didapatnya data hasil kegiatan puskesmas (termasukpuskesmas pembantu puskesmas dengan ruang rawat inap, puskesmas keliling, bidan di desa dan posyandu dan lain-lain) data yang berkaitan, serta di laporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi di atasnya sesuai dengan kebutuhan secara benar berkala dan teratur guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
2.    Khusus
a.    Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas dan data yang berkaitan dalam forma-format yang telah di tentukan dengan benar dan berkesinambungan
b.    Terlaporkannya data tersebut di jenjang administrasi yang lebih atas sesuai dengan kebutuhan dengan mempergunakan format yang telah di tetapkan secara benar dan berkelanjutan dan teratur.
c.    Diperolehnya satu sumber data yang dapat dipakai oleh semua pemakai data dengan benar dan sama.

F.     Profil puskesmas
1.    Visi, Misi, Nilai-nilai yang di anut Puskesmas
a.    Visi Puskesmas Bojongpicung
“ MEWUJUDKAN PUSKESMAS BOJONGPICUNG BERMUTU ”
b.    Misi Puskesmas Bojongpicung
Demi mencapai visi tersebut, maka Puskesmas Bojongpicung memiliki misi sebagai berikut :
1)   Membangun kualitas dan kafabilitas tenaga yang kompeten.
2)   Membangun Aksebilitas dan ketersediaan fasilitas pelayanan yang terjangkau.
3)   Mengembangkan jejaring kerja dan kemitraan yang kuat serta berkelanjutan.
4)   Memperkuat upaya pemberdayaan masyarakat melalui manfaat potensi yang ada.


c.    Nilai-nilai Yang Dianut Puskesmas Bojngpicung 
    ‘’ Ketaqwaan / Kebersamaan / Kejujuran / Keadilan / Keterbukaan ‘’ 

 2.    Geografi
Wilayah Kerja Puskesmas
     Luas wilayah Kerja Puskesmas      :           3.642.828 Km2
     Batas Wilayah                   
            Utara               :   Kecamatan Ciranjang
                        Timur               :   Kecamatan Haurwangi
            Selatan            :   Kecamatan Cibeber
Barat                :   Kec.  Cibeber dan Kec.Sukaluyu
Jumlah Desa                :   7 (Tujuh) Desa
           Tabel 1.1 Luas wilayah, jumlah RT dan RW tiap desa
No
Desa
Luas (km2)
Jumlah RT
Jumlah RW
1
Hegarmanah
421.838
39
8
2
Neglasari
402.443
31
9
3
Sukaratu
512.623
30
10
4
Bojongpicung
674.261
27
6
5
Cibarengkok
698.015
28
6
6
Jati
461.785
36
11
7
Kemang
471.863
33
6
Jumlah
3.642.828
224
56
               Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung

3.    Kondisi Jalan

            Jarak ke ibukota provinsi  +60 km. Jarak ke ibukota kabupaten + 30 km. Kondisi jalan utama baik dan sudah diaspal.  Jalan-jalan kecil sebagian besar sudah diaspal, sebagian dapat di lalui  kendaraan roda 4 dan sebagian lagi hanya dapat di lalui kendaraan roda 2. Desa kemang yang sebagian besar jalannya masih berupa jalan berbatu yang belum diaspal sehingga sulit dilalui kendaraan roda 4. Sarana transportasi umummenggunakan angkutan umum dan ojeg, namun di Desa Kemang sama sekali tidak terdapat angkutan umum daan terdapat sedikit ojeg.
                    Tabel   1.2.      jarak dan waktu tempuh tiap desa ke puskesmas
No
Desa
Jarak terjauh ke
puskesmas (km)
Rata-rata waktu tempuh ke puskesmas (menit)
1
Hegarmanh
2
15
2
Neglasari
0,5
30
3
Sukaratu
2
25
4
Bojongpicung
1
15
5
Cibarengkok
5
25
6
Jati
3
25
7
Kemang
16
90
                   Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung

4.    Tofografi Wilayah
Wilayah Kecammatan Bojongpicung terutama terdiri dari area persawahaan, yaitu 1.646.210 km2 (40%). Masih terdapat hutan seluas 909.110 km2 (31,42 %). Area perumahaan seluas 838.120 km2 (28,58 %). Wilayah desa kemang sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang rawan  terhadap bencana tanah longsor. Musim penghujan berlangsung pada bulan Oktober sampai Maret sedangkan musim kemarau berlangsunng pada bulan april sampai september. Tertinggi pada bulan Oktober sampai April

           5.Demografi

a.    Menurut kelompok umur dan jenis kelamin
                       
    Tabel 1.3. Jumlah penduduk laki-laki menurut kelompok umur

No

Desa
Jumlah penduduk laki-laki (jiwa)
menurut kelompok umur

Jum
lah
< 1
1-4
5-14
15-44
45-64
>65
1
Hegarmanah
155
397
860
1.605
707
365
3. 989
2
Neglasari
126
280
875
1.353
526
230
3.264
3
Sukaratu
103
394
986
1.739
868
210
4.300
4
Bojongpicung
87
353
886
1.463
810
308
3.907
5
Cibarengkok
76
260
530
1.375
500
270
3.011
6
Jati
108
460
914
1.815
870
297
4.464
7
Kemang
74
234
638
1.047
575
257
4.464
Jumlah
729
2.378
5.689
10.397
48.856
1. 760
23.542
              Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
               Tabel  1.4 Jumlah penduduk perempuan menurut kelompok umur

No

Desa
Jumlah penduduk perempuan (jiwa)
Menurut kelompok umur

Jumlah
< 1
1-4
5-14
15-44
45-64
<65
1
Hegarmanah
157
297
884
1.930
710
263
3.941
2
Neglasari
162
203
840
1.179
514
325
3.233
3
Sukaratu
110
330
990
1.968
964
205
4.567
4
Bojongpicung
82
321
883
1.460
825
314
3.885
5
Cibarengkok
72
262
529
1.452
503
272
3.090
6
Jati
110
310
980
1.900
890
300
4.490
7
Kemang
75
240
668
1.073
585
202
2.843
Jumlah
788
1.963
5.774
10.662
4.991
1.881
25.241
                       Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
Tabel 1.5.      Jumlah penduduk menurut kelompok
umur dan jenis kelamin

No
Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah penduduk (jiwa)

Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1
0 – 4
1.793
1.984
3.957
2
5 – 9
2.184
2.196
4.380
3
10 – 14
2.190
2.195
4.385
4
15 -19
1.790
1.793
3.583
5
20 – 24
1.861
1.882
3.743
6
25 – 29
1.880
1.885
3.765
7
30 – 34
1.677
1.682
3.359
8
35 – 39
1.778
1.793
3.571
9
40 – 44
1.665
1.697
3.362
10
45 – 49
1.620
1.655
3.275
11
50 – 54
1.611
1.640
3.251
12
55 – 59
1.583
1.594
3.177
13
60 – 64
1.566
1.583
3.143
14
65 – 69
875
890
1.765
15
70 – 74
753
810
1.563
16
>75
703
760
1.463
Jumlah
23.542
25.241
51.742
                        Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung


6.    Menurut Kelompok Rentan
Tabel 1.6.      penduduk kelompok rentan
No
Desa
Neonatus
Bayi
Balita
Bumil
Bulin
Bufas
Usila
1
Hegarmanah
176
167
718
185
174
232
452
2
Neglasari
156
140
732
152
142
201
397
3
Sukarartu
158
183
760
224
201
214
559
4
Bojongpicung
175
163
813
179
173
228
643
5
Cibarengkok
142
129
662
139
129
200
575
6
Jati
231
191
857
217
214
252
525
7
Kemang
108
119
434
127
115
187
325
Jumlah
1.146
1.747
4.573
1.203
1.148
2.646
5.290
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung
7.    Menurut Pendidikan
Tabel 1.7.      Tingkat Pendidikan penduduk laki-laki di tiap desa

No

Desa
Jumlah penduduk laki-laki (jiwa)
Tidak/ belum sekolah
Tidak/ belum tamat SD
SD/ MI
SLTP/ MTs
SLTA/ MA
Ak/ Dipl
Univ
1
Hegarmanah
3
56
442
500
56
16
6
2
Neglasari
2
72
550
159
98
17
4
3
Sukaratu
3
164
540
220
80
11
6
4
Bojongpicung
3
65
670
116
92
73
26
5
Cibarengkok
3
170
1.108
190
106
30
10
6
Jati
4
111
1.260
610
291
31
11
7
Kemang
5
114
958
372
157
30
10
Jumlah
23
752
5.558
2.167
880
223
72
Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung


Tabel 1.8.      Tingkat pendidikan penduduk Perempuan di tiap desa


No


Desa
Jumlah penduduk perempuan (jiwa)
Tidak/ belum sekolah
Tidak/ belum tamat SD
SD/ MI
SLTP/ MTs
SLTA/ MA
Ak/ Dipl

Univ
1
Hegarmanah
2
55
432
503
58
19
8
2
Neglasari
2
70
560
160
100
18
7
3
Sukaratu
3
160
552
222
87
13
4
4
Bojongpicung
2
61
670
110
90
61
24
5
Cibarengkok
2
160
1.112
186
100
36
12
6
Jati
3
110
1.256
612
293
34
13
7
Kemang
4
115
961
370
159
33
11
Jumlah
18
731
5.543
2.161
892
214
77
        Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung

8.    Data penunjang program KIA
a.    Kematian ibu
Tabel 1.9       Jumlah dan penyebab kematian ibu melahirkan
No
Desa
Jumah
Penyebab
2013
2014
1
Hegarmanah



2
Neglasari
1

Perdarahan
3
Sukarartu
3

Penyakit penyerta
4
Bojongpicung



5
Cibarengkok



6
Jati

1
Perdarahan
7
Kemang



Jumlah
4
1

      Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung

b.    Kematian bayi
Tabel 1.10     Jumlah dan penyebab kematian bayi baru lahir

No

Desa
Jumlah

Penyebab
2013
2014
1
Hegarmanah



2
Neglasari

1
Asfiksia
3
Sukarartu
1
2
Meningitis/ asfiksia.........
4
Bojongpicung

2
Asfiksia/
5
Cibarengkok

4
Bblr/kel
congenital/ lhr mati
6
Jati
1

Asfirasi/pasca imunisasi
7
Kemang



Jumlah
2
10

Sumber : Dokumen puskesmas Bojongpicung




BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.      Asuhan keperawatan
1.     Pengertian
       Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
       Menurut Ali (1997) Proses Keperawatan adalah metode Asuhan Keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan (evaluasi).
       Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu :
a.     Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi
b.    Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
c.     Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki
d.    Kebutuhan akan harga diri
e.     Kebutuhan aktualisasi diri

       Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Asuhan Keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.
2.    Tujuan Asuhan Keperawatan
Adapun tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain :
a.    Membantu individu untuk mandiri
b.    Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
c.    Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan
d.   secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara   kesehatannya
e.    Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal

3.     Fungsi Proses Keperawatan
Proses Keperawatan berfungsi sebagai berikut:
a.    Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga   keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan
b.    Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien
c.    Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan.

     4.     Tahap-Tahap Proses Keperawatan
a.    Pengkajian
       Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.

1)   Pengumpulan data
Tujuan :
       Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain:
a)    Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
b)   Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.

Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :
a)    Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
b)   Pola koping sebelumnya dan sekarang
c)    Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d)   Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e)    Resiko untuk masalah potensial
f)    Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

2)   Analisa data
       Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3)   Perumusan masalah
       Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera.
       Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.


b.    Diagnosa Keperawatan
       Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
1)   Actual              : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
2)   Resiko              : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi.
3)   Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
4)   Wellness           : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5)   Syndrom          : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu. 

c.     Rencana keperawatan
       Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
       Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
      Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)

         d.      Implementasi keperawatan
       Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai   berikut :
1)   Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.

2)   Tahap 2 : intervensi
       Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen,dependen,dan interdependen.
3)   Tahap 3 : dokumentasi
       Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. 

         e.      Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
1)   Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
2)   Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.

3)   Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
a)    Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b)   Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
c)    Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien ,seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan

f.      Dokumentasi keperawatan
       Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (potter 2005). Potter (2005) juga menjelaskan tentang tujuan dalam pendokumentasian yaitu :
1)   Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan (menjelaskan) perawatan klien termasuk perawatan individual,edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana pemulangan.
2)   Tagihan
financial Dokumentasi dapat menjelaskan sejauh mana lembaga perawatan mendapatkan ganti rugi (reimburse) atas pelayanan yang diberikan bagi klien.
3)   Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang harus ditemui dalm berbagai masalah kesehatan dan menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan klien.
4)   Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan mendukung diagnose keperawatan dan merencanakan intervensi yang sesuai.
5)   Riset
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor tertentu
6)  Audit dan pemantauan
Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klien memberi dasar untuk evaluasi tentang kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan dalam suatu institusi.
7)   Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalah salah satu pertahanan diri terbaik terhadap tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan.


B.  Demam Berdarah Dengue (DBD)
1.    Pengertian
a.    Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
b.    Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.
2.      Etiologi
       Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.

a.    Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti :
Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang, menggigit pada siang hari, badannya datar saat hinggap, hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya kurang dari 100 M dan senang menggigit manusia). Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.


 Gambar 2.1
Nyamuk Aedes Aegypti
Sumber : Google (internet)
3.    Patofisiologi
 Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengakat,ivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, teutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
 darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
 Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian.
Gambar 2.2
Siklus penyakit DBD
Sumber : Google (internet)

4.    Gambaran Klinis
Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari asimtomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai syndrome syok dengue. Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue.
 Fase pertama yang relatif ringan dengan demam mulai mendadak, malaise muntah, nyeri kepala, anoreksia, dan batuk.
Pada fase kedua ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas, maka merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Seringkali ada petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin tampak, dan mudah memar serta berdarah pada tempat fungsi vena adalah lazim. Ruam makular atau makulopopular mungkin muncul dan mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan perifer. Nadi  lemah cepat dan kecil dan suara jantung halus. Hati mungkin membesar sampai 4-6 cm dibawah tepi costa dan biasanya keras agak nyeri. Kurang dari 10% penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya pasca masa syok yang tidak terkoreksi.
Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus berdasarkan adanya gejala klinik sebagai berikut :
a.    Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas).
b.    Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif dari adanya salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang lain misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau hematomesis.
c.    Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit).
d.   Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

5.    Klasifikasi Demam Berdarah Dengue menurut WHO (1975)
Derajat I    : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turnikel positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
Derajat II   : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau  perdarahan lain.
Derajat III : Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi kulit dingin,lembab,gelisah.
Derajat IV  :  Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.
6.    Pemeriksaan Diagnostik
a.    Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih) trombositopeni (100.00/mm3 atau kurang).
b.    Serotogi : uji HI (Hemaaglutination Inhibition test).
c.    Rongten thorax : effusi pleura.

7.    Penatalaksanaan Terapeutik
a.    Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu.
b.    Antipiretik jika terdapat demam.
c.    Antikonvulsan jika terdapat kejang.
d.   Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.

8.    Tanda-Tanda Perdarahan
a.    Karena manipulasi
Rumpel leed test
1)   Teknik
a)    Klien diukur tekanan darahnya dan dicari sistol dan diastolnya.
b)   Setelah ketemu kemudian dijumlahkan lalu dibagi dua.
c)    Hasil digunakan untuk patokan mempertahankan tekanan air raksa tensimeter.
d)   Pompa lagi balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan sampai 5 menit.
e)    Setelah itu buka kuncinya dan mansit dilepaskan.
f)    Kemudian lihat apakah ada petekie / tidak didaerah vola lengan bawah.
2)   Kriteria :
Å   bila jumlah petekie > 20
±    bila jumlah petekie 10 - 20
   bila jumlah petekie 10
b.    Perdarahan spontan
1)   Petekil/ ekimosis
2)   Perdarahan gusi
3)   Epistakeis
4)   Hematomesis/ melena



BAB III
TINJAUAN KASUS
A.  Tinjauan Kasus
1.    Pengkajian
a.    Identitas Klien
Nama                                              :     An.G
Umur                                               :     4 Tahun
Jenis Kelamin                                  :     Perempuan
Agama                                            :     Islam
Pendidikan                                      :     Belum sekolah
Pekerjaaan                                       :     -
Suku Bangsa                                   :     Sunda
Alamat                                             :     Kp. Pasir Dauan RT. 05 RW. 07 Desa.Hegarmanah kec.Bojongpicung
Tanggal  masuk                               :     09 Februari 2016
Tanggal Dikaji                                :     12 Februari  2016
Dx. Keperawatan                            :     DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) / DB (Demam Berdarah)

b.    Penanggung Jawab
Nama                                              :     Tn.U
Umur                                                     :       49 Tahun
Jenis Kelamin                                  :     Laki-laki
Alamat                                            :     Kp. Pasir Dauan RT. 05 RW. 07 Desa.Hegarmanah Kec.Bojongpicung
Pekerjaan                                        :     Pegawai Negri Sipil (PNS)
Hubungan dengan Klien                 :     Ayah kandung

2.    Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat kesehatan sekarang
1)   Alasan Dirawat
            Sejak 1 minggu yang lalu sebelum di rawat di sebuah klinik swata, klien  mengalami panas tidak turun-turun, muntah-muntah. Selama 3 hari, waktu di hari ke 4 klien merasa lebih sehat, tapi pada hari ke 5 klien merasa panas, dan muntah kembali terus di bawa ke puskesmas dari puskesmas klien di sarankan untuk di rawat, kemudian pada tanggal 09 Februari 2016 tepatnya hari ke 8 klien dibawa ke klinik Ananda untuk di rawat.

2)   Keluhan utama saat dikaji.
       Pada saat dilakukan pengkajian 09 februari 2016 klien mengeluh panas-panas,dan muntah-muntah.

3)   Riwayat kesehatan masa lalu.
       Keluarga Klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah mengalami penyakit yang sama seperti saat ini.

b.    Riwayat kesehatan keluarga.
       Keluarga Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.





3.    Struktur Keluarga 

                                                  Gambar 3.1
                                         Genogram Keluarga ‘’ An.G ’’
                                                                Sumber : Keluarga Pasien




B.  Data Biologis
Tabel 3.1
Data Biologis
Sumber: Keluarga Klien

No.
Pola Aktivitas
Di rumah
Di Klinik
1.
Nutrisi
a.  Makan
-  Jenis
-  Jumlah
-  Frekuensi
-  Keluhan
b.  Minum
-  Jenis
-  Jumlah
-  Frekuensi
-  Keluhan


Nasi, lauk-pauk, sayur,  buah
½ porsi
2 x sehari
Tidak ada keluhan

Air putih, susu
+ 900 – 1000 cc
5 –6 gelas / hari
Tidak ada keluhan


Bubur, buah-buahan
1 porsi
3 x sehari
Mual

Air putih.
+  500 – 600 cc
+ 23 gelas
mual
2.
Eliminasi
a.   BAB
     -  Frekuensi
-  Konsistensi
-  Warna
-  Keluhan
b.  BAK
     -  Frekuensi
-  Warna
-  Jumlah
-  Keluhan 


1 x sehari
Lembek berbentuk
Kuning
Tidak ada keluhan

4 – 5 x sehari
Kuning jernih
+  600-800 cc
Tidak ada keluhan


1x sehari
Lembek
Kuning
Tidak ada keluhan

4 x sehari
Kuning jernih
+  600-800 cc
Tidak ada keluhan
3.
Istirahat Tidur
a.  Siang
-  Kuantitas
-  Kualitas
-  Keluhan
b.  Malam
-  Kuantitas
-  Kualitas
-  Keluhan


+ 1-2  jam sehari
Kurang Nyenyak
Panas, Muntah

+4 - 5  jam
Kurang  Nyenyak
Sering bangun di malam hari


+ 1 – 4 jam sehari
nyenyak
Tidak ada keluhan

+ 8  jam sehari
Nyenyak
Tidak ada keluhan
4.
Personal Hygiene
a.   Mandi
b. Gosok gigi
c.   Keramas
d.  Potong kuku
e.   Ganti pakaian

2 x sehari
Jarang
3 x sehari
Kalau sudah panjang
2 x sehari

1 x sehari (diseka)
Tidak
Tidak
Tidak
1 x sehari
5.
Aktivitas
Aktivitas klien sehari-hari masih di bantu oleh keluarga.
Aktivitas klien sehari-hari masih di bantu oleh keluarga.

C.  Pemeriksaan Fisik.
1.    Keadaan umum
Kesadaran                                   :          compos mentis
   Tanda-tanda Vital                       :    T                   :  -                              
                                                                   N        : 98x/menit           
                                                                   R          : 24x/menit
                                                                   S           : 38 0C
          Antrovometri                               :   TB               :  100 Cm
                             BB             :  15 Kg

                                                 
2.    Sistem Panca Indra
a.    Sistem Penglihatan
       Bentuk mata simetris, warna seklera putih, konjungtiva non anemis, pupil mengecil bila di beri rangsangan cahaya. Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, gerakan bola mata baik klien dapat menggerakan bola mata kanan, kiri atas dan bawah.



b.    Sistem Pendengaran
          Keadaan daun telinga baik, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat serumen,  baik, mampu mendengar suara jam tangan pemeriksa terdekat hingga jarak 30 cm

c.    Sistem Pengecapan
       Fungi pengecapan baik, terbukti dengan pasien dapat membedakan rasa asin (garam), manis (gula) Kebersihan gigi  Bersih dan lembab

d.   Sistem Penciuman
        Fungsi penciuman  baik, terbukti pasien dapat mencium bau obat. Bentuk terlihat simetris, untuk Kelainan tidak ada, Serumen tidak ada

e.    Sistem Perabaan
      Klien dapat membedakan dan merasakan halus, kasar, panas, dan dingin.

3.    Sistem Pernapasan
       Hidung simetris kiri dan kanan tidak terdapat pernafasan cuping hidung, sekret dan polip, tidak adas pembesaran kelenjar tiroiddan tumor. Bentuk dada normal.Tidak adsa suara nafas ronchi, whezing, sdtender dan rales.
D.    Data Sosial
1.    Pendidikan                  :     Keluarga klien mengatakan klien belum sekolah
2.    Hubungan Sosial    :  Klien dapat bersosialisasi   dengan lingkungan, tetangga, dokter, lainnya.
3.    Gaya Hidup                  :    Penampilan klien sederhana terlihat dari cara berpenampilan dan berbicara Tubuhnya.
4.    Pola Interaksi             :    Klien dapat berinteraksi dengan dokter, perawat dan klien lain.


E.   Data Psikologis                 
1.     Status Emosi
Pada saat melaakukan pengkajian klien sering menjawab pertanyaan meskipun hanya sesekali.
2.         Gaya Komunikasi
Dalam menjawab semua pertanyaan, klien menjawab menggunakan bahasa bahasa indonesia dan sunda.
3.         Konsep Diri
a.   Body Image
       Klien mengatakan bahwa ia menyukai semua anggota dan klien tidak tenang dengan keadaan dirinya saat sakit.
b.  Ideal Diri
Klien berharap penyakitnya akan segera sembuh dan cepat pulang.

c.    Identitas Diri
       Klien adalah seorang perempuan dan seorang anak terakhir
( bungsu).
d.  Harga Diri
Klien merasa malu dengan keadaannya sekarang.
e.   Peran
Klien adalah seorang anak perempuan sekaligus anak terakhir dari 4 bersaudara.

4.    Pola Koping
Klien tidak menerima keadaan sakitnya dan ingin cepat sembuh

F.   Data Spiritual
          Klien seorang penganut agama islam. Dan selalu berdoa untuk kesembuhannya
  

G. Data Penunjang
1.    Laboratorium
Tabel.3.2
  Hasil laboratorium
Sumber : Keluarga klien
09 Februari 2016
No.
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Normal
Interprestasi
1.

Haemoglobin
Leukosit
Haemotokrit
Thrombosit

14,0gr%

5.400/mm3
31,2%
130.000
12-16 gr %

4.000-10.000/mm3
37-47 %
150.000-450.000/mm3
Normal

Normal

Tidak Normal

Tidak Normal

2.    Therapy
                                Infus RL                   :
                                Vitamin                     :
                                Parasetamol              :         
                                Antibiotik                 :         
20 ggt/menit
1 x 1 oral
2x ½ oral
2x ½ oral

H.  Analisa Data
Tabel 3.3
Analisa Data
Sumber : Keluarga klien

No
Data
Etilogi
Masalah
1
DS:
-  keluarga pasien mengatakan badannya panas sudah 7 hari
DO:
-  Suhu tubuh 38 C pada saat di palpasi panas



Proses insfeksi



Peningkatan suhu tubuh
3
DS :
- keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau makan dan mual
DO :
– makan yang di berikan tidak habis




Menurunya nafsu makan



Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
4
DS :
- keluarga pasien mengeluh pasien tidak bisa tidur
– keluarga pasien mengeluh pasien cemas
DO :
– pasien nampak gelisah




cemas




Gangguan rasa nyaman

I.     Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.4
Diagnosa Keperawatan
Sumber : keluarga klien


No

Diagnosa Keperawatan

Tanggal Ditemukan

Tanggal Teratasi
1.
Peningkatan suhu tubuh
09 Februari 2016
11 Februari 2016
2.
Kurangnya cairan dan elekrolit/ dehidrasi
09 Februari 2016
11 Februari 2016
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
09 Februari 2016
11 Februari 2016
4.
Gangguan rasa nyaman
09 Februari 2016
11 Februari 2016






J. Asuhan Keperawatan
Tabel 3.5
Asuhan Keperawatan
Sumber : Keluarga Pasien
No
Dx. Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
1
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh di tandai dengan :
DS:  keluarga pasien mengatakan badannya panas sudah 7  hari
DO: Suhu tubuh 38C pada saat di palpasi panas
TU :
 Suhu tubuh kembali normal
TK :
 Menunjukkan tanda-tanda vital stabil

1.    observasi TTV
2.    Anjurkan untuk kompres air hangat
3.    Anjurkan pasien banyak minum
4.    Anjurkan untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
5.    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
1.   Mengobservasi TTV
2.    Mengajurkan untuk kompres air hangat
3.   Menganjurkan untuk banyak minum
4.   Menganjurkan untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
5.   Berkolaborasi dengan dokter
S : Keluarga pasien  mengatakan pasien masih panas
O : Suhu masih 380C
A : Masalah belum teratasi
P : Terapi lanjut
2
Kurangnya cairan elektrolit/ dehidrasi di tandai dengan :
DS: 1. keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau minum
            2. Keluarga pasien mengatakan BAB cair
DO:  pasien tampak lemas
TU :  
Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.
TK :
Menunjukkan tanda-tanda vital stabil
1.    Observasi TTV
2.    Anjurkan pasien banyak minum
3.    Ukur keluaran urine dengan akurat
4.    Berikan cairan infuse
5.    Kolaborasi dengan dr untuk pemberian terapi
1.   Mengobservasi TT
2.    Menganjurkan untuk banyak minum
3.   Mengatur tetesan  infuse
4.   Berkolaborasi dengan dokter
S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih lemas
O : pasien tampak lemas
A : Masalah belum
teratasi
P : Terapi lanjut

3

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan di tandai dengan :
DS:
1. Keluarga pasien mengeluh pasien tidak mau makan dan mual
DO:
1.  Makanan yang di berikan tidak habis
2.  Pasien nampak lemas
TU :
1.    Kebutuhan Nutrisi    terpenuhi.
TK :
1.   Bebas dari Malnutrisi
2.   Nafsu makan meningkat
3.   Pasien tidak lemas
1.   Observasi TTV
2.   Berikan makanan sesuai diit
3.   Berikan kebersihan oral
4.   Sediakan makanan dalam kondisi hangat.
5.   Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
1.   Mengobservasi TTV
2.    Memberikan makanan sesuai diit
3.   Berkolaborasi dengan dokter
S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih belum mau makan
O : pasien nampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Terapi lanjut
4
Gangguan istirahat tidur di tandai dengan :
DS:
1. Keluarga pasien mengeluh pasien tidak bisa tidur
2. Keluarga pasien mengeluh pasien cemas
DO:
1. pasien tampak gelisah
TU :
Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.
TK :
1.pasien bisa tidur
2.pasien tidak gelisah
1.   Observasi TTV
2.   Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3.   Batasi pengunjung pada waktu istirahat
4.   Ciptakan suasana yang kondusif
1.   Mengobservasi TTV
2.   Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3.   Membatasi pengunjung pada waktu istirahat
4.    Menciptakan suasana yang kondusif
S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih belum mau makan
O : pasien nampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Terapi lanjut





BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan
      Dari hasil asuhan keperawatan yang telah di berikan pada An.G usia 4 tahun dengan diagnosa DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)/DB Demam Berdarah :
Penulis dapat mengambil kesimpulan :
1.    DHF adalah suatu  infeksi  arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi.
2.    Dalam membuat rencana keperawatan penulis mengikuti konsep teori yaitu perencanaan dibuat sesuai dengan kemampuan pasien akan tetapi rencana tidak dilakukan secara sempurna karena disesuaikan dengan situasi, sarana, dan prasarana yang ada.
3.    Implementasi dilakukan sesuai dengan prioritas masalah dan pelaksanaannya melibatkan pasien, keluarga, perawat ruangan dan tenaga kesehatan lain dan disesuaikan dengan kondisi situasi.
4.    pada tahap evaluasi, penulis mengevaluasi pasien hanya beberapa saat setelah diberi tindakan karena disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
5.    pentingnya mendokumentasikan asuhan keperawatan sebagai responsibilitasi dan akuntabilitas seorang perawat.
B.  Saran
      Saya melihat begitu banyaknya persaingan dalam Dunia medis, untuk itu saya menyarankan Kepada pihak sekolah agar menyiapkan tenaga terdidik terbaik yang dapat mempertanggung jawabkan pekerjaannya yang diberikan padanya sehingga kesalahan diperkecil.Untuk para guru pembimbing agar lebih memperhatikan kami siswa praktek di lahan praktek, setidaknya seminggu sekali melihat kegiatan kami di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA’’An. G’’ DENGAN DIAGNOSA DB DI PUSKESMAS BOJONGPICUNG TAHUN 2016 KABUPATEN CIANJUR Diajukan Untuk M...